KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya hanturkan kepada Allah SWT. Karena telah memberikan kita kesehatan.
Shalawat
serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita bisa
merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga
kelak kita menjadi umat yang beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita
temui syafaat selain dari beliau.
Makalah
ini dibuat dengan judul “Vitamin C” diharapkan bisa membuat pembaca mengerti tentang
Vitamin C.
Makalah
ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan kekurangan baik
isi , atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap
kritik dan saran untuk mrnyempurnakan makalah
ini. Walaupun demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita
karena dengan membaca makalah ini kita mengetahui tentang Vitamin C. Demikian
sebagai pengantar laporan ini.
Pekalongan,
10 Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Penggantar…………………………………………..…...………...………i
Daftar Isi
.............................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang ………………………......…………………………..……...3
1.2
Rumusan
masalah …………………..........…………………………….…...5
1.3
Tujuan
………………………...………...................……………….….……5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Klasifikasi
Vitamin................................................…….…..6
2.2 Vitamin yang
Larut Dalam Air.................................................................….6
2.3 Peranan Vitamin C dalam tubuh ….........................................………..…..12
2.4 Pengaruhnya Vitamin C Pada Tubuh Manusi,,,,,,,,,,,,,..………………..….14
2.5 cara mengurangi konsumsi senyawa ………....………………………..….14
2.6 kekurangan dan kelebihan Vitamin C …………......………………....…...14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………...………………………….......................…16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Masalah
Asam askorbat oksidase atau disingkat askobase merupakan enzim yang hanya
mengkatalisis reaksi oksidasi asam askorbat saja, baiki asam askorbat alami
ataupun sintesis, tetapi tidak mengkatalisis senyawa yang lain misalnya sistein,
glutation,tirosin dan phenol. Enzim heksosidase tersebut mempunyai aktifitas
optimal pada pH 5,6 – 5,9. Asam askorbat oksidase dapat mengakibatkan
defisiensi vitamin C akibat intake zat gizi yang kurang dari makanan.
Vitamin atau
vitamine mula-mula di utarakan oleh sang ahli kimia pola, dia yang bernama
Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam amina itu
adalah suatu amina yang sangat vital. Dan dari kata tersebut lahirlah istilah
vitamine atau vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa
organic yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat, maupun lemak
dan terdapat dalam jumlah kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting bagi
beberapa fungsi tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta pertumbuhan.
Dalam bahan
pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relative sangat kecil, dan
terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, di antaranya ada yang berbentuk
provitamin atau calon vitamin (precursor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi
vitamin yang aktif. Segara setelah diserap oleh tubuh, provitamin mengalami
perubahan kimia sehingga menjadi satu atau lebih bentuk yang aktif. Vitamin
tersebut pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Dan dalam
makalah ini akan mencoba membahas tentang vitamin yang larut dalam air.
Oleh karna itu
kebutuhan vitamin dalam tubuh harus terpenuhi. Dalam aktivitas sehari-hari
tubuh sangat memerlukan vitamin yang digunakan sebagai pengatur metabolisme
dalam tubuh terutama vitamin c (asam askorbat).
Pada makalah
ini akan dibahas tentang kegunaan, kekurangan, kelebihan, serta sumber-sumber
bahan pangan yang mengandung vitamin c (asam askorbat).
Ascorbic acid (asam askorbat) adalah salah satu senyawa
kimia yang membentuk vitamin C. Ia berbentuk
bubuk kristal kuning keputihan yang larut dalam air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat
berasal dari akar kata a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C. Pada tahun 1937, hadiah Nobel dalam bidang kimia diberikan kepada Walter Haworth atas hasil
kerjanya dalam menentukan struktur kimia asam askorbat. Pada saat penemuannya
pada tahun 1920-an, ia disebut sebagai asam
heksuronat oleh beberapa peneliti. (Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY.
2002).
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut
dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal
berbagai penyakit.
Vitamin ini
juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat. (Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991).
Vitamin C
termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal berbagai radikal bebas. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat
mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C
berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen
yang dapat mencegah sariawan.[rujukan?] Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi
atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau
asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap
infeksi.[2]
Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti
berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas
Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya
dalam darah lebih tinggi
ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya
lebih rendah. (Gyorgi AS. 1931).
I. 2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan klasifikasi Vitamin ?
2. Apa saja Vitamin yang Larut Dalam Air
?
3. Apa Peranan vitamin C dalam tubuh
?
4. Apa
pengaruhnya Vitamin C pada tubuh manusia?
5.
Bagaimana cara
mengurangi konsumsi senyawa ini ?
6. Bagaimana kalau kekurangan
dan kelebihan Vitamin C ?
I.3 Tujuan
Makalah ini
bertujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang Defenisi Vitamin C, dan bagaimana pengaruh Vitamin C pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Klasifikasi
Vitamin
Vitamin
merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal.1 Sedangkan dalam buku Dasar-Dasar
Biokimia jilid 1, pengertian vitamin adalah senyawa organic dalam jumlah
mikroyang sangat esensial dalam fungsi kebanyakan bentuk tubuh, tetapi tidak
dapat disintesa oleh beberapa organisme dan harus di peroleh dari luar tubuh.2
Sebagai pengecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat dalam kulit asalkan
kulit cukup terkena sinar matahari.
Vitamin
dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C
dan B.3 Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk
reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh
lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan
sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Tubuh membutuhkan jumlah yang
berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang
berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil
membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka
sehari-hari.
2.2 Vitamin yang
Larut Dalam Air
Vitamin ini
terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini diberi nama berdasarkan
label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut ditemukan.
Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata
mengandung lebih dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2 dst.
Kedelapan vitamin B berperan penting dalam membantu enzim untuk metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan sel-sel baru.4
a.Vitamin C
Vitamin C
adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan
serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari
bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan
karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu
penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai. Oksidasi
akan terhambat bila vit C dibiarkan dalam
keadaan asam
atau pada suhu rendah. Kelenjar adrenalin mengandung vit C yang sangat tinggi.
Kelebihan vit C dibuah melalui air kemih.
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini.5
Rumus bangun vitamin C,Reaksi metabolisme vitamin C. Sumber-sumber utama
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini.5
Rumus bangun vitamin C,Reaksi metabolisme vitamin C. Sumber-sumber utama
Sayuran dan
buah-buahan terutama buah segar dan buah yang mentah. Misalnya: Jeruk merupakan
sumber utama vitamin C. Brokoli, sayuran berwarna hijau, kol (kobis), melon dan
strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi dll. Peran Vit C
Oksidasi
fenilalanin menjadi tirosin Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran
pencernaan Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat Sintesa hormon2
steroid dari kolesterolKekurangan Vitamin C. Kekurangan vit C menyebabkan
penyakit sariawan atau skorbut. Penyakit skorbut jarang pada bayi biasanya
antara 6-12 bulan. Gejala-gejalanya: terjadi pelunakan tenunan kolagen, infeksi
dan demam. Juga timbul sakit, pelunakan dan pembengkakan kaki bagian paha. Pada
anak yang giginya telah tumbuh, gusi membengkak, lunak dan terjadi pendarahan.
Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan menderita kekurangan
vit C dalam makanannya. Gejalanya: pembengkakan dan pendarahan pada gusi, kaki
menjadi lunak, anemia. Akibat yang parah adalah gigi menjadi goyah dan dapat
lepas. Penyakit sariawan yang akut disembuhkan dengan pemberian 100-200 mg vit
C per hari dalam beberapa waktu.7
Aktivitas Redoks Seluler Asam Askorbat
Asam askorbat
adalah mikronutrien esensial yang diperlukan oleh sejumlah fungsi seluler.
Pentingnya mempertahankan kadar askorbat intraseluler ditunjukkan pada
banyaknya mekanisme potensial yang tersedia untuk mendaur ulang askorbat dari
produk oksidasi AFR dan DHA dengan satu dan dua elektron. Daur ulang askorbat
menghabiskan NAD(P)H dan GSH, melalui hal inilah askorbat dapat memengaruhi
jalur metabolik. Misalnya, jalur pentosa fosfat akan terstimulasi, karena
menyuplai NADPH. Semakin jelas bahwa askorbat juga dapat memodulasi jalur
signaling dan memengaruhi ekspresi gen. Beberapa efek antara lain peningkatan
ekspresi kolagen oleh stabilisasi mRNA-nya, memengaruhi maturasi dan
diferensiasi sel, memodulasi faktor transkripsi NF-κB dan AP-1, serta memodulasi
pembentukan NO. Meskipun beberapa aksi ini tidak khas dan sangat tergantung
kondisi, namun cukup jelas bahwa askorbat bukanlah sekedar reduktor.
Sifat Asam Askorbat
Asam askorbat
adalah lakton enam karbon yang secara struktural mirip glukosa. Glukosa memicu
sintesis asasm askorbat pada binatang yang mampu menyintesis asam askorbat.
Primata adalah salah satu dari sedikit binatang yang tidak memiliki kemampuan
untuk menyintesis asam askorbat dan harus memperolehnya dari makanan. Zat ini
juga diketahui sebagai vitamin C. Istilah asam askorbat berasal dari percobaan
pada kasus scurvy (penyakit defisiensi vitamin C) dimana “faktor skorbutik”
digunakan untuk mendeskripsikan suatu zat, yang sekarang dikenal sebagai
vitamin C, ditemukan dalam buah jeruk yang dapat mencegah timbulnya scurvy. Struktur asam askorbat dan hasil oksidasinya ditunjukkan
pada gambar 12.1. Karena hidroksil pada posisi C3 memiliki sebuah pKa 4.2,
secara fisiologi pH asam askorbat menunjukkan ion askorbat dan karenanya
berhubungan dengan askorbat yang dibahas kali ini. Kehilangan satu elektron
akan mengakibatkan terbentuknya radikal bebas askorbat (AFR) yang juga
diketahui sebagai semi-dehidroaskorbat. Apabila tidak dibentuk kembali menjadi
askorbat, maka akan bermutasi dengan cepat menjadi dehidroaskorbat (DHA).
Dengan proses yang sama DHA dapat dibentuk dari oksidasi dua elektron askorbat.
Dengan demikian, sebagai donor elektron, askorbat dapat berperan dalam reaksi
transfer satu atau dua elektron. Askorbat dan AFR memiliki potensial untuk
mereduksi satu elektron yang cenderung rendah yaitu 282 dan -174 mV, dan
memungkinkan kedua molekul ini untuk bereaksi dan mereduksi berbegai spesies.
Hal inilah yang menyebabkan askorbat menjadi agen reduksi kuat dan sebagian
besar fungsi biokimianya dihubungkan dengan sifat-sifat reduksi. Hasil oksidasi
askorbat akan mengalami daur ulang. Apabila tidak, cincin lakton pada DHA akan
pecah dan membentuk asam 2,3-diketogulonat dan akhirnya membentuk asam oksalat
sebagai hasil metabolik dan ekskretorik utama dari askorbat. Fungsi askorbat
telah dibahas dan hanya diringkaskan disini. Pada mamalia, askorbat dibutuhkan
dalam bentuk
donor elektron untuk enam enzim yang memiliki aktivitas mono-oksigenase atau
di-oksigenase. Mono-oksigenase adalah dopamin β-hidroksilase, yang merubah
dopamin menjadi noradrenalin, dan peptidil-glisin α-mono-oksigenasae yang
merubah peptida dengan sebuah terminal C-glisin menjadi peptida dengan terminal
C-amida. Di-oksigenase adalah prolyly 4-hydroxylase, prolyl 3-hydroxylase, dan
lysyl hydroxylase, yang merubah residu prolin atau lisin menjadi residu yang
terhidroksilasi selama proses biosintesis kolagen; trimetillisin hidroksilase
dan γ-butirobetaine hidroksilase, yang merubah trimetillisin menjadi
hidroksitimetillisin dan trimetilaminobutirat menjadi karnitin; dan
hidroksifenilpiruvat dioksigenase, yang merubah hidroksifenilpiruvat menjadi
asam homogentisat dalam katabolisme tirosin. Peran askorbat juga adalah sebagai
sumber elektron (seperti tembaga yang mengandung mono-oksigenase), atau untuk
mereduksi kofaktor besi pada bagian aktif di-oksigenase yang mengalami oksidasi
besi selama siklus katalitik.
Askorbat
memilki sifat antioksidan yang baik dalam mendeteksi spesies oksigen reaktif
(ROS) dan spesies nitrogen reaktif, serta mendaur ulang α-tokoferol yang
teroksidasi. Singkatnya, sistem in vitro telah menunjukkan askorbat sebagai
pendeteksi superoksida, hidroksil, hidrofilik peroksil, thiyl, dan radikal
nitroksida sebaik asam hipoklorit dan hidrogen peroksida. Hal ini telah dikemukakan
secara rinci sebelumnya. Fungsi lain
askorbat adalah dalam metabolisme besi dengan mempertahankan besi pada tingkat
reduksi askorbat sehingga memicu penyerapan besi. Selain itu askorbat juga
memobilisasi besi dari deposit feritin.
Gejala klasik dari
defisiensi askorbat, yang disebut scurvy, dapat secara langsung dihubungkan
dengan fungsi askorbat terutama dalam aksi enzim. Sebagai contoh, salah satu
dari gejala awal adalah kelelahan dan hal ini dapat dijelaskan dengan karnitin
yang diperlukan untuk siklus kelompok akil sapanjang mitokondria untuk
β-oksidasi dan produksi energi. Gejala yang paling khas dari scurvy adalah luka
yang susah sembuh, hemoragik, dan nyeri yang berhubungan dengan kekurangan
kolagen. Hidroksilasi yang tidak sempurna pada residu prolin dan lisin akan
merusak bentuk normal tripel-heliks dan cross-linking dari serat kolagen.
Aspek Nutrisi
Askorbat
ditemukan terutama pada buah dan sayuran, dengan kandungan tertinggi pada buah
terdapat dalam jeruk dan berri, selain itu pada sayuran terdapat dalam sayur
hijau seperti brokoli, kol, taoge dan merica. Kebutuhan harian yang
direkomendasikan untuk askorbat pada pria dewasa berkisar 40 mg/hari untuk
Inggris sampai 90 mg/hari untuk Amerika dan meningkat sebanyak 35 mg/hari pada
perokok untuk mengimbangi kenaikan jumlah askorbat yang dirombak. Satu kali
penyajian buah atau sayur dapat mengandung 30 mg askorbat, kebutuhan ini dapat
dipenuhi dengan makanan yang sehat. DHA juga terdapat dalam makanan, terhitung
~10-20% dari vitamin C, sementara dapat juga dibentuk melalui oksidasi askorbat
pada traktus GI.
Absorpsi askorbat secara primer tergantung pada sodium-dependent vitamin C transporter (SVCT1) pada traktus GI atas. Proses ini efisien dan spesifik serta membutuhkan dua ion untuk mentransfer satu molekul askorbat. DHA diabsorpsi melalui proses sodium-independen yang difasilitasi proses difusi, dengan mekanisme yang belum diketahui. Pada penelitian terhadap manusia, Levine menyatakan bahwa bioavailabilitas askorbat hampir 100% pada dosis 15-200 mg. Dengan demikian, bioavailabilitas berkurang seiring dengan peningkatan dosis sampai ~50% untuk dosis 1 gr, dan ~20% untuk dosis 5 gr. Dalam sel intestinal yang dikultur, pemaparan askorbat jangka panjang menyebabkan berkurangnya ekspresi transporter askorbat intestinal SVCT dalam sel CaCo-2, yang mungkin dapat menjelasakan penurunan bioavailabilitas pada dosis tinggi. Hal ini serupa dengan askorbat dosis tinggi yang akan menyaturasikan sistem transpor. Flavonoid seperti quercitin telah diketahui dapat menghambat uptake askorbat. Bioavailabilitas askorbat yang berasal dari makanan memiliki kesamaan dengan askorbat sintetik. Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas adalah glukosa, yang menghambat absorpsi askorbat tapi tidak menghambat absorpsi DHA, dan zat apapun yang dapat menghancurkan askorbat. Tidak terdapat data yang menjelaskan tentang bioavailabilitas DHA. Setelah absorpsi enterosit, askorbat ditransfer sepanjang membran basolateral ke dalam peredaran darah melalui sodium-dependent vitamin C transporter 2 (SVCT2). Askorbat setara dengan 95% vitamin C di dalam darah dan apabila tidak terdapat transfer protein tetap mampu untuk beredar bebas dan berhubungan dengan ruang intraseluler.
Absorpsi askorbat secara primer tergantung pada sodium-dependent vitamin C transporter (SVCT1) pada traktus GI atas. Proses ini efisien dan spesifik serta membutuhkan dua ion untuk mentransfer satu molekul askorbat. DHA diabsorpsi melalui proses sodium-independen yang difasilitasi proses difusi, dengan mekanisme yang belum diketahui. Pada penelitian terhadap manusia, Levine menyatakan bahwa bioavailabilitas askorbat hampir 100% pada dosis 15-200 mg. Dengan demikian, bioavailabilitas berkurang seiring dengan peningkatan dosis sampai ~50% untuk dosis 1 gr, dan ~20% untuk dosis 5 gr. Dalam sel intestinal yang dikultur, pemaparan askorbat jangka panjang menyebabkan berkurangnya ekspresi transporter askorbat intestinal SVCT dalam sel CaCo-2, yang mungkin dapat menjelasakan penurunan bioavailabilitas pada dosis tinggi. Hal ini serupa dengan askorbat dosis tinggi yang akan menyaturasikan sistem transpor. Flavonoid seperti quercitin telah diketahui dapat menghambat uptake askorbat. Bioavailabilitas askorbat yang berasal dari makanan memiliki kesamaan dengan askorbat sintetik. Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas adalah glukosa, yang menghambat absorpsi askorbat tapi tidak menghambat absorpsi DHA, dan zat apapun yang dapat menghancurkan askorbat. Tidak terdapat data yang menjelaskan tentang bioavailabilitas DHA. Setelah absorpsi enterosit, askorbat ditransfer sepanjang membran basolateral ke dalam peredaran darah melalui sodium-dependent vitamin C transporter 2 (SVCT2). Askorbat setara dengan 95% vitamin C di dalam darah dan apabila tidak terdapat transfer protein tetap mampu untuk beredar bebas dan berhubungan dengan ruang intraseluler.
Transporter
askorbat SVCT1 dan 2 juga berperan dalam uptake seluler. Karena beberapa
jaringan mengakumulasi askorbat, proses transfer harus melawan gradien
konsentrasi. Lokalisasi spesifik dalam jaringan menggambarkan fungsi utama
askorbat untuk jaringan tersebut. Jaringan yang aktif mengakumulasi askorbat
adalah adrenal, leukosit, sel mesenkim (otot, kartilago, dan sel tulang),
pituitary, paru, hati, dan mata. Transfer DHA tergantung pada sodium dan energi
serta melalui transporter GLUT1 dan GLUT3. Transfer DHA diketahui lebih cepat
10 kali lipat dibandingkan askorbat dalam netrofil. Sekali ditransfer, DHA
segera direduksi menjadi askorbat, dan dengan demikian mencegah pembalikan
transfer. Askorbat yang dilepaskan dari sel dapat diabaikan.
2.3 Peranan Vitamin C dalam tubuh
Vitamin C
diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis
protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain
di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.
Buah jeruk,
salah satu sumber vitamin C terbesar.
Vitamin c juga
berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh
tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan
pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang
mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C
berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat
seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan
lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam
askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang
sendi), dan pilek.
Konsumsi
Kebutuhan
vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan
hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya
adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi
oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain
yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga
juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan
kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.
Sifat-sifat:
a)
Asam askorbat menunjukkan metallo-enzim, larut
dalam garam dan mempunyai berat molekul 150.000.
b)
Ko-enzim mengandung 6 atom tembaga untuk setiap molekul protein.
c)
Seiring dengan kenaikan kadar tembaga, elemen ini membentukbagian dari
enzim.
d)
Dengan kenaikan suhu 10 °C (diatas nol) jumlah vitamin yang dioksidasikan
naik 2- 2,5 kalinya, dan aktifitas optimal didapatkan didaptkan pada suhu
sekitar 38 °C. Asam askorbat oksidase berperan dalam batas yang luas dari pH
4-7, tetapi pengaruh maksimal adalah antara pH 5,6 – 6,0 dan jika ph diturunkan
2,0 maka enzim menjadi inaktif.
Terdapat pada bahan
makanan:
Tanaman kobis Cucurbita
mexima (labu), ketimun, apel, selada, cress (sejenios seledri yang daunnya
pedas) buah persik, bunga kol, sejenis bayam, kacang hijau, kapri, wortel,
kentang, pisang, tomat, beet dan koherabsi. Cucurlistacea (ketimun, labu, dan melon kuning)
lebih kaya akan asam askuorbat oksidase daripada spesies yang lain.
2.4 Pengaruhnya Vitamin C
Pada Tubuh Manusia
Tanaman juga mengandung
beberapa senyawa yang mencegah oksidasi atau mereduksi asam askorbat sehingga
tanaman menjadi miskin vitamin C. Secara umum kandungan asam askorbat
berbanding terbalik dengan aktifitas asam askorbat oksidase. Asam askorbat
oksidase dapat mengakibatkan defisiensi vitamin C akibat intake zat gizi yang
kurang dari makanan
2.5 Cara Mengurangi Konsumsi Senyawa Ini
Kerja enzim dihambat oleh
pemanasan enzim selamam 1 menit pada suhu 100 °C dan sangat berkurang oleh
perlakuan sulfur dioksida dan dalam larutan gula pekat, enzim juga dihambat
sangat kuat oleh flavonoids dari buah – buahan.
Kekurangan & Kelebihan Vitamin C (asam
askorbat) Vitamin C (asam
askorbat) terdapat dalam buah-buahan asam, tomat, kentang, kubis dan cabe
hijau.
Vitamin C diperlukan
untuk pembentukan jaringan ikat. Vitamin C membantu
penyerapan zat besi dan membantu penyembuhan luka bakar atau luka lainnya. Seperti halnya vitamin E, Vitamin C juga merupakan
antioksidan.
2.6 Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin C
2.6 Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin C
Kebutuhan akan Vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko terjadinya kekurangan pada
berbagai keadaan berikut:
1.
Kehamilan
2.
Menyusui
3.
Tirotiksikosis (hiperaktivitas
kelenjar tiroid)
4.
Berbagai jenis peradangan
5.
Pembedahan
6.
Luka bakar.
Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan Vitamin C dalam susu
formula atau makanan padatnya dapat menyebabkan scurvy.
Gejala awalnya berupa rewel, nyeri jika
badannya bergerak, kehilangan nafsu makan dan tidak mengalami penambahan berat badan.
Tulang-tulangnya tipis/kecil dan sendi-sendinya
menonjol. Yang khas
adalah terjadinya perdarahan dibawah jaringan pelindung tulang dan di sekitar
gigi.
Pada orang dewasa, scurvy
bisa terjadi apabila melakukan diet, yang hanya mengandung daging dan tepung
atau teh, roti bakar dan sayuran kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan
yang khas dimakan oleh orang tua yang tidak bernafsu makan. Setelah beberapa bulan mengkonsumsi makanan
tersebut, akan terjadi perdarahan dibawah kulit, terutama di sekitar akar
rambut, dibawah kuku jari tangan, di sekitar gusi dan di dalam persendian. Penderita akan
tampak depresi, lelah dan lemah. Tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik
turun (berfluktuasi). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar Vitamin C yang sangat
rendah. Pada bayi dan orang dewasa, scurvy diobati dengan Vitamin C dosis tinggi
selama 1 minggu, diikuti dengan dosis yang lebih rendah selama 1 bulan.
KELEBIHAN
VITAMIN C
Vitamin C dosis tinggi
(500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk mencegah common cold, skizofrenia,
kanker, hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup.
Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:
Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup.
Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:
1. diare
2. batu ginjal
pada orang-orang yang peka
3. perubahan
siklus menstruasi.
Beberapa orang yang menghentikan asupan Vitamin C dosis tinggi
secara tiba-tiba dapat kembali mengalami scurvy.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin c
merupakan vitamin yang tidak dapat dihasilakan oleh tubuh dan harus didapatkan
dari bahan pangan.
Vitamin c sangat penting bagi tubuh karena
selain sebagai antibodi atau mempertahan daya tubuh vitamin c juga sebagai anti
oksidan bagi tubuh.
Vitamin c merupakan vitamin yang larut dalam
air dan lebih stabil bila berada dalam pH asam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan di komentari menggunakan bahasa yang baik dan sopan,, terimakasih atas kunjungan anda. jangan lupa follow ya,,,,