ULAR SILUMAN
AMIR
BIN ABU QAIS adalah seorang yang dikenal tekun beribadah malam. Ia juga
senantiasa rajin bepuasa. Untuk menguji kesalehan dan kekhusyukan ibadahnya,
iblis menyamar menjadi ular siluman. Setelah berubah menjadi ular siluman, maka
ia membelit Amir kala sedang bersujud saat sholat. Amir sebenarnya tidak
merasakan keberadaan ular yang menjalar masuk kepakaianya. Tetapi, Amir
kemudian mencium bau ular siluman. Ia segera menyingkirkan ular itu dengan
tangannya.
Amir
kemudian bergumam, “ andai tidak karena bau busukmu, aku tetap meneruskan
sujudku”.
Sewaktu
Amir dibelit ular itu, seorang yang bernama Alqomah bin Mursyit menyaksikan
peristiwa tersebut. Ia mengungkapkan bahwa ia melihat Amir sedang sholat dan di
tengah kekhusyukannya, tiba – tiba seekor ular keluar dari bajunya melalui
lengan baju. Dalam pandangan Alqomah, Amir tak tampak berusaha menghindari ular
tersebut karena terbenam dalam kekhusyukan ibadahnya.
Setelah
peristiwa tersebut, ada seseorang menegur Amir, “ mengapa tidak kau singkirkan
ular itu”?
Amir
menjelaskan, “ demi Allah, aku malu kepada Allahjika takut pada hal – hal
selain Dia. Demi Allah aku tidak tau saat ia masuk dan keluar dari bajuku”.
Orang
itu menjawab,” surge dapat diperoleh tanpa harus berbuat seperti itu”.
Selepas
selesainya obrolan itu, tidak begitu lama, Amir tampak sakit dan menangis.
Lalu
ada seseorang yang kemudian bertanya heran, “ apa yang membuatmu menangis?
Bukankah kau sudah berbuat menjalankan sholat dan ibadah dengan benar”?.
Amir
menukas, “ siapakah yang lebih berhak menangis dari pada aku? Perjalananku
masih sangat jauh. Bekalku sangat sedikit. Aku kini berada diwaktu sore.
Jalanku masih naik turun diantara surge atau neraka. Tak tahu kemana
perjalananku berakhir”?
*****
Demikian
kisah seorang kekasih Allah yang begitu khusyuk menjalani hubungan cinta dengan
Sang Kekasih Sejati, yakni Allah SWT. Ia tetap menjaga kekhusyukan ibadah dan
kesalehannya meskipun digoda dengan beragam cara, seperti yang ditebarkan
iblis. Meski iblis telah mengubah diri sebagai ular dan menakut – nakutinya, ia
tetap terbenam dalam ibadah yang khusyuk. Begitulah bila cinta telah melahirkan
ketenangan bagi Sang Pecinta, tak ada hal lain yang dapat menggoyahkan
cintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan di komentari menggunakan bahasa yang baik dan sopan,, terimakasih atas kunjungan anda. jangan lupa follow ya,,,,