KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya hanturkan kepada Allah SWT. Karena telah memberikan kita kesehatan.
Shalawat
serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita bisa
merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga
kelak kita menjadi umat yang beliau syafa’ati di padang tandus yang tidak kita
temui syafaat selain dari beliau.
Makalah ini dibuat dengan judul “Teori Mendell ” diharapkan bisa membuat pembaca
mengerti tentang Tanah.
Makalah ini
masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan kekurangan baik isi ,
atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap kritik
dan saran untuk meyempurnakan makalah
ini. Walaupun demikian makalah ini juga sangat bermanfaat bagi kita
karena dengan membaca makalah ini kita mengetahui tentang Hukum mendell .
Demikian sebagai pengantar makalah ini.
Pekalongan, 16 Maret 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang Masalah
Gregor Johann Mendel, inilah tokoh
yang lahir di Hyncice, Autria, yang berperan penting dalam ilmu Biologi,
khususnya tentang hereditas dan telah dikenal diseluruh
dunia dengan Hukum
Mendel
nya.
Hukum Mendel merupakan hukum hereditas yang
menjelaskan tentang prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme. Sebelum
menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang belum mengakui pendapat atau
teori mendel tentang hereditas.
Pada tahun 1865, Mendel menulis
sebuah makalah berjudul "Experiment in Plant Hybridization". Makalah
tersebut berisi hasil percobaan persilangan-persilangan tanaman serta hipotesis
mendel tentang pewarisan material genetik dari induk (tertua) kepada anaknya.
Berdasarkan percobaan Mendel tersebut, lahirlah konsep genetika tentang adanya
faktor yang menentukan sifat organisme.
Konsep Mendel belum dapat diterima
oleh para ahli biologi pada waktu itu, hingga muncul penemuan kromosom secara
mikroskopik yang mendukung teori Mendel.
Pada tahun 1900, beberapa ahli
mengemukakan pendapatnya tentang Teori Mendel secara terpisah. Mereka adalah
Von Tscermak, de Vries, dan Corren. Hasilnya, para ahli Biologi mulai mengakui
kebenaran Teori Mendel bahwa terdapat faktor penentu sifat-sifat organisme yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya.
I.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas permasalah ini dapat dirumuskan menjadi :
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum
Mendell ?
2. Percobaan apa yang pernah dilakukan
Mendell?
I.3 Tujuan
1. Dapat
mengetahui hukum Mendell
2. Dapat
mengetahu contoh persilangan / percobaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Hukum Mendell
Merupakan hukum hereditas yang
menjelaskan tentang prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme. Sebelum
menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang belum mengakui pendapat atau
teori mendel tentang hereditas.
Pada tahun 1865, Mendel menulis
sebuah makalah berjudul "Experiment in Plant Hybridization". Makalah
tersebut berisi hasil percobaan persilangan-persilangan tanaman serta hipotesis
mendel tentang pewarisan material genetik dari induk (tertua) kepada anaknya.
Berdasarkan percobaan Mendel tersebut, lahirlah konsep genetika tentang adanya
faktor yang menentukan sifat organisme.
Konsep Mendel belum dapat diterima
oleh para ahli biologi pada waktu itu, hingga muncul penemuan kromosom secara
mikroskopik yang mendukung teori Mendel.
Pada tahun 1900, beberapa ahli
mengemukakan pendapatnya tentang Teori Mendel secara terpisah. Mereka adalah
Von Tscermak, de Vries, dan Corren. Hasilnya, para ahli Biologi mulai mengakui
kebenaran Teori Mendel bahwa terdapat faktor penentu sifat-sifat organisme yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan
Mendell seorang biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada
tahun 1866 Mendell melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas
kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun
Mendell menggunakan kacang ercis dengan alasan:
1. memiliki pasangan sifat yang menyolok
2. bisa melakukan penyerbukan sendiri
3. segera menghasilkan keturunan atau umurnya
pendek
4. mampu menghasilkan banyak keturunan,
dan
5. mudah disilangkan
Inilah tiga langkah eksperimen yang dilakukan Mendell.
Perhatikan dengan cermat perbandingannya berdasar warna bunga.
|
Dari hasil penelitiannya tersebut Mendell menemukan prinsip
dasar genetika yang lebih dikenal dengan Hukum Mendell.
Gregor Johan Mendell (1811 – 1884) sang peletak prinsip
dasar ilmu genetika. Dari dasar penelitiannya tersebut genetika berkembang
pesat hingga sekarang.
Kacang
Kapri/Ercis (Pisum sativum) yang diteliti oleh Mendell hingga menemukan konsep
pewarisan sifat.
Hukum Mendell I/Hukum Pemisahan Bebas
Hukum
Mendell I
dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan
gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan
monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
Contoh
dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi.
Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu
sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat
dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat
resesif.
Perhatikan contoh berikut ini: Disilangkan
antara mawar merah yang bersifat dominan dengan, mawar putih yang bersifat
resesif.
Persilangan monohibrid dengan kasus
intermediet
Sifat intermediet adalah sifat yang
sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun resesif.
Contoh: disilangkan antara mawar
merah dengan mawar putih
Hukum Mendell II/Hukum Berpasangan Bebas
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent
Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain
dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu
tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk
persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.
Contoh: disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji kisut warna hijau (resesif)
Contoh: disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji kisut warna hijau (resesif)
Konsep Backcross dan Testcross Backcross (silang balik)
adalah langkah silang antara F1 dengan salah satu induknya.
Persilangan
Monohibrid ( hukum Mendell )
Pada materi ini konsep yang perlu dikuasai adalah:
1. Konsep
persilangan monohidrid Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua
individu dengan hanya fokus pada sebuah sifat yang berbeda dari sebuah
karakter pada tanaman sejenis. Persilangan ini sering dikenal dengan
persilangan satu sifat beda.
2. Konsep
Kenampakan karakter sebuah individu dipengaruhi oleh susunan basa nitogen di
dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat segmen-segmen DNA yang berisi
informasi yang akan diwariskan kepada keturunannya, segmen DNA dalam kromosom
ini disebut dengan gen. Jadi gen adalah sesuatu yang mempengaruhi kenampakan
sebuah karakter.
3. Konsep mengenai Kromosom selalu berpasangan,
kromosom pasangannya disebut dengan kromosom homolog. oleh karena itu
keberadaan gen yang mempengaruhi karakter yang sama dapat dijumpai pada di
kromosom homolognya. Hanya saja pengaruhnya bisa sama ataupun berbeda.
Sebagai
contoh Anda tentunya mengetahui bahwa sifat warna pada karakter iris
bermacam-macam. ada yang warna biru ada juga yang warna hitam. topik
pembicaraannya hanya sebatas pada iris saja sedangkan sifatnya adalah merah dan
hitam. Jadi di sini saya menggunakan sebuah karakter saja yaitu iris dengan
sifatnya yaitu warna iris. Iris bisa bermacam-macam karena di bawah pengaruh
dari alel yang memiliki pengaruh yang berbeda terhadap iris.
4. Anda
juga harus menguasai Hukum Mendel I. Hukum ini dikenal dengan hukum segregasi
tentang hukum pemisahan alel. Hukum Mendel I mengatakan bahwa proses
pembentukan gamet yang membawa karakter dan sifat berpisah secara bebas.
Dalam bahasa inggris Hukum Mendel I dikenal dengan istilah
the law of segregation.
5. Anda
juga harus menguasai hukum Mendel II yaitu hukum penyusunan alel terjadi secara
bebas. Artinya pada proses perkawinan setiap gametnya akan berpasngan dengan
alelnya terjadi secara bebas untuk menyusun alel yang baru.
Selain konsep-konsep di atas Anda harus menguasai
dengan baik istilah berikut ini:
1. Alel
–> pasangan gen pada kromosom homolog yang memberikan sifat yang berbeda
atau sama pada suatu karakter.
2. Gamet
–> sel kelamin
3. Genotip
–> gen yang mempengaruhi karakter
4. Fenotip –> hasil ekspresi gen yang dapat
ditangkap dengan panca indera manusia. atau dengan kata lain adalah kenampakan
morfologi yang dapat diamati.
5. Parental –> induk yang akan dikawinkan atau
disilangkan atau hibridisasi.
6. Filial
–> hasil dari proses perkawinan/persilangan/hibridisasi.
·
F1 = keturunan I
·
F2 =Keturunan II
·
Fn = keturunan ke-n
7. Sifat
dominan –> sifat alel yang pengaruhnya sangat kuat pada sebuah karakter
8. Sifat
resesif –> sifat alel yang pengaruhnya dikalahkan oleh sifat dominan
9. Homozigot
–> alel dengan sifat yang sama
10. Heterozigot
–> alel dengan sifat yang berbeda
Setelah Anda pahami dengan baik
konsep dan istilah di atas mari kita pelajari mengenai persilangan monohidbrid.
Untuk itu sebaiknya kita pelajari apa yang telah dilakukan oleh bapak Genetika
kita yaitu Gregor Mendel. GM adalah seorang biarawan yang melakukan penelitian
disebuah kebun. Penelitian yang dilakukannya adalah persilangan pada tanaman Pisum
sativum (kacang kapri). Dari penelitiannya itu disilangan antara
tanaman yang memiliki :
- biji (bulat dan keriput),
- warna kulit biji (kuning dan hijau)
- warna bunga (ungu dan putih)
- tinggi tanaman ( tinggi danpendek) ……. (karakter yang ditulis di sini hanya sebagian saja dari karakter yang diteliti oleh Mendel, masih ada karakter yang lain)
Gambar
1 : karakter yang diteliti Mendel
Pada
persilangan pertama dihasilkan semua karakter anakan(F1) 100% bulat, kuning,
ungu dan tinggi. Bisa disimpulkan sifat-sifat tersebut mendominasi dibandingkan
sifat lainnya. Akan tetapi pada keturunan kedua diperoleh hasil yang berbeda
untuk setiap karakternya menghasilkan perbandingan dominan : resesif adalah 3:1
Hal ini
berarti dalam keturunan pertama (F1) pada kromosomnya membawa 2 sifat yang
berbeda pada masing-masing alel-nya. Artinya Individu induknya (parental)
masing-masing hanya terdiri dari alel yang membawa sifat yang sama. Jantan
membawa sifat dominan dan individu betina membawa sifat karakter resesif
ataupun sebaliknya. Jadi ketika sesama F1 dikawinkan akan memunculkan karakter
yang bersifat resesif. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 2 : Persilangan
monohibrid dengan menggunakan karakter tinggi tanaman
Perhatikan di
gambar 2 untuk bagian generasi parental. Pada gambar tersebut terlihat dua
individu yang disilangkan, masing-masing bersifat homozigot. Satu tanaman
homozigot resesif (tt)sedangkan tanaman
yang lain homozigot dominan (TT).
Sebagai akibatnya setiap
individu akan mengalami meiosis dan akan menghasilkan 1 macam gamet. Homozigot
dominan akan menghasilkan gamet tinggi dominan (T), sedangkan individu yang
lain akan menghasilkan gamet pendek resesif (t). dan ketika terjadi persilangan
gamet jantan dan gamet betina akan bertemu dan menghasilkan individu dengan
gamet Tt. Artinya individu baru ini akan memiliki kenampakan tanaan
tinggi. Contoh ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai genotip dan
fenotip . sifat tinggi adalah fenotip,sedangkan Tt adalah genotip.
Pada
persilangan berikutnya saya akan menjelasan mengenai hukum
Mendel I. perhatikan persilangan ke-2. Pada persilangan kedua
dilakukan persilangan antara F1 dengan F1 yang lain. Artinya tanaman tinggi
dengan genotip Tt disilangkan dengan tanaman tinggi yang bergenotipTt juga.
Kembali kita ingat Hukum Mendel I yaitu bahwa alel akan berpisah secara bebas.
Artinya Alel pada setiap individu yang akan disilangkan dengan komposisi Tt
(membawa sifat tinggi dan rendah) akan memisah pada waktu proses meiosis
menjadi T dan t.
Kemudian
setelah terbentuk gamet (hukum Mendel I) kita
akan melanjutkan ke hukum Mendel II yaitu
hukum penyusunan alel terjadi secara bebas. T dan t dari individu jantan akan
bertemu dengan T dan t dari individu betina. proses penyusunan alelnya terjadi
secara bebas.
Jadi pada akhir pembuahan bisa
dihasilkan individu dengan karakter genotip TT, Tt dan tt. Hanya saja nilai
kemungkinannya atau persentasenya saja yang berbeda. Untuk spesies yang
menghasilkan keturunan yang banyak dalam sekali perkawinan maka digunakan
persentase sedangkan jika spesiesnya manusia yang umumnya menghasilkan sati
individu dalam setiap perkawinannya maka digunakan istilah kemungkinan.
Pada contoh gambar diatas maka
kemungkinan yang terjadi dari hasil perkawinan untuk genotip TT adalah 1
diantara 4, Tt adalah 2 diantara 4, tt 1 diantara 4. darihasil perkawinan
dihasilkan persentase :
- genotip TT adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman tinggi homozigot)
- genotip Tt adalah 2/4 x 100% = 50% (tanaman tinggi heterozigot)
- genotip tt adalah 1/4 x 100% = 25% (tanaman rendah)
Sedangkan fenotipnya adalah TT
dan TT akan menghasilkan tanaman tinggi dan tt akan menghasikan tanaman pendek.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tanaman tinggi memiliki dua
genotip yaitu dalam bentuk homozigot dominan dan dalam bentuk heterozigot
sedangkan tanaman pendek hanya ada dalam 1 bentuk homozigot resesif. Jadi
perbandiingan fenotipnya adalah 3 tanaman tinggi dan 1 tanaman pendek. atau
dapat disajikan tanaman tinggi : tanaman pendek = 3:1
Hukum Pewarisan Mendel
Alel/gen
dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2)
menurut Mendel
Hukum pewarisan Mendel
adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan
mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
- Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan
- Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum Segregasi (hukum pertama Mendel)
Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna merah), S
(buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2
Hukum segregasi bebas menyatakan
bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent)
yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini
mencakup tiga pokok:
- Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
- Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
- Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)
Hukum kedua
Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat
yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini
menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak saling memengaruhi.
Seperti nampak pada gambar 1,
induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna
putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna
merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari
genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru
(semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan
pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada
gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R
dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan
membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3
dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan
genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih)
adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih
adalah 3:1.
Kalau contoh pada gambar 1
merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka
contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk
buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan
disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat
dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya
adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss)
serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB).
Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk
betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet
ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua
sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk
individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada
papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam
kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan
panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika
genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil
warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut
pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:
SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah
1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.
Contoh ke-3, dengan 1 faktor
dominan warna: putih dan merah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gregor Mendell
sebagai bapak genetika mengemukakan beberapa prinsip, yaitu prinsip hereditas,
segregasi bebas, konsep berpasangan / kombinasi bebas , serta prinsip ada
tidaknya dominasi. Gen dominan adalah gen yang menang, yang muncul pengaruhnya
pada fenotipe , biasa ditulis dengan huruf besar , misalnya T untuk gen yang
mengendalikan sifat tinggi dan M untuk gen yang mengendalikan rasa manis. Gen
resesif adalah gen yang kalah, tidak muncul pengaruhnya jika bersama dengan gen
dominan, ditulis dengan hruf kecil,misalnya t untuk gen sifat rendah dan m
untuk gen rasa asam. Gen resesif akan muncul pengaruhnya jika dalam keadaan
homozigot resesif.
Pewarisan sifat
kepada keturunanya mengikuti hukum mendell, misalnya persilangan dihibrid
menghasilkan F2 dengan rasio fenotipe 9:3:3:1. Namun demikian , perbandinagan
rasio fenotipe tersebut angkanya dapat bergeser , hal ini dikenaal dengan
penyimpangan semu hukum mendell , seperti peristiwa kriptomeri, epistasis –
hipostasis, polimeri , interaksi gen , tautan gen , pindah silang gagal
berpisah, tautan seks, serta adanya gen letal.
DAFTAR PUSTAKA
2.
Campbell, N.A., B. Williamson, & R.J. Heyden.2004.
Biologi: Exploring Life. Needham. Pearson-prentice Hall.
5.
Mader, S.S. 2004. Biology. Buston. McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan di komentari menggunakan bahasa yang baik dan sopan,, terimakasih atas kunjungan anda. jangan lupa follow ya,,,,